Selasa, 27 Juli 2010

cerita

Setiap orang pasti memiliki kesalahan. Baik besar yang sulit untuk dimaafkan, ataupun kesalahan kecil yang mudah untuk dilupakan. Dan tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari kesalahan itu. jangan terlalu takut berbuat sesuatu yang baru. Karena ketakutan itu bisa menghambat perkembangan. Cobalah untuk lebih nekat sedikit. Mulailah mencoba, dan lihat sejauh mana kemampuan yang dimilki dalam melakukan hal yang baru. Jangan takut, dan jangan ragu. Jangan takut pada ejekan, atau amarah. Yang penting, cobalah…. Dan yakin pasti bisa!!! Jika ada manusia yang tidak menerima kesalahan, berarti dia melupakan sifat dasar manusia, yakni belajar dari kesalahan untuk menjadi benar.


………………………………………………

Hari yang buruk, cerita yang buruk, dan ini semua diawali oleh segala hal yang aku lakukan dengan ketergesa-gesaan. Sial-sial-sial.. !! Hehhhwww…. Mungkin aku tak akan lama di sini, di kantor tersayang, penuh kenangan. Semua karena ide bodoh itu!! Andai ku tidak menjadikan kenyataan ide konyol itu, mungkin tidak seperti ini jadinya.
Tiit…tiiittt…tiiiitt. Panggilan dari sekertaris pak Hermawan.

“Anda dinanti Mr. Hermawan di ruang pimpinan.”
“Iya, terimakasih.”
Aku berangkat.

Dag-dig-dug!!…… jantungku berdetak keras. Resah. Lima langkah lagi sampai di pintu.

Cleck!! Pintu aku buka.
“Silahkan duduk pak.” Suara berwibawa, dari seorang master ekonom jebolan sekolah kehidupan. Pak Hermawan yang tidak memiliki ijazah SMA, tapi mampu mendirikan perusahaan. Orang yang aku kagumi, akan menyatakan sabdanya. Mungkin akan berakhir buruk.
“Trimakasih pak.” Ucapku lirih, hampir tidak terdengar.
“Maaf atas kesalahan saya pak.”
Beliau tersenyum.
Aku menunduk lesu.
“Pak Antok, Setiap orang pasti memiliki kesalahan. Baik besar yang sulit untuk dimaafkan, ataupun kesalahan kecil yang mudah untuk dilupakan. Dan tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan. Termasuk anda.” Diam sejenak. “Yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari kesalahan itu. Saya lihat, anda sudah mencoba untuk lebih nekat sedikit. Mungkin merugikan financial perusahaan. Namun, dengan kesalahan anda, ada sedikit pengetauhan kita tentang konsumen. Saya tahu, andapun menyadari itu. Saya harap anda bisa belajar. Silahkan mencoba lagi dengan persiapan yang lebih matang, dengan melihat perkembangan ini.”
Berhenti sejenak.
“Saya harap anda memperbaiki kesalahan anda dengan cara membuat ide baru, dan menjadi lebih baik,”
“Saya tidak dipecat pak?” tanyaku sedikit ragu.
Pak hermawan tersenyum lagi.
Aku bingung.
“Apa pernyataan saya yang menyatakan bahwa anda saya PHK?”
“Tidak.”
“Berarti?”
“Saya masih bisa bekerja di sini?”
“Ya. Sekarang buat konsep baru lagi dengan tim solid anda. Saya percaya anda akan mampu membuat sesuatu yang revolusioner. Saya menunggu kerja anda yang baru. Jika anda bisa menciptakan sesuatu yang baru dan bisa menutupi kerugian kita, anda akan saya promosikan, tetapi jika gagal kembali, kita lihat nanti” Tenang, tapi tegas, uga teduh. Aku heran, ada juga manusia dengan karirsma seperti ini. Pabtas bisa mendirikan perusahaan.
“Terimakasih pak!! Mf pak, apa alasan bapak masih mempekerjakan saya? Bahkan, setelah kesalahan ini?” Tanyaku sedikit ragu.
“Setiap manusia, pasti memiliki kesalahan. Tidak ada manusia di bumi ini yang utuh sempurna, kecuali beberapa manusia pilihan, yaitu nabi dan rasul. Alasan saya masih menerima kesalahan anda adalah, 1. Anda baru melakukan kesalahan pertama selama 3 tahun bekerja sebagai perancang mainan. Ke – 2, ini jmenguntungkan kita. Kita jadi mengetahui selera pasar. Dan ke tiga, saya melihat inisiatif positif dalam diri anada, dan anda juga memiliki kepiawaian dalam memimpin. Karena itu, saya percaya kepada anda, dan saya juga yakin anda akan membuat sesuatu yang revolusioner setelah ini. Karena kecenderungan manusia yang positif akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan, dan menjadi lebih baik. Dan saya lihat, anda memiliki criteria itu.”
“terimakasih atas kesempatan yang kedua ini. Saya akan berusaha memenuhi kepercayaan anda.”
“Itu yang saya harapkan.”
“Saya permisi dulu pak..!!”
“Silahlan.”
Saya janji pak, saya akan berbuat lebih baik, dan saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan bapak. Saya janji!!

1 komentar:

cempaka mengatakan...

hikss hiksss hiksss......... ceritanya sedihh....

Posting Komentar

KOMENTAR WAJIB

Followers

About Me

Foto saya
the simple man, nyantey, to the point, terkadang suka hal2 rumit. hobi adventue+camp. talk less do more...